Blogger Widgets

JIWA

JIWA

Breaking News

Sabtu, 22 November 2014

PENERAPAN OUTSOURCING DAN INSOURCING SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK


Beberapa informasi penting yang mungkin bisa membantu anda kawan

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENERAPAN OUTSOURCING DAN INSOURCING
SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK







OLEH :

     1.     L.M.ERWAN                                    ( A1C113046  )  
  2.     KOMARUZZAMAN                         ( A1C113045  )
3.     I WAYAN INDRA WIGUNA M       ( A1C113038 )
4.     JUNIA HADIKUSUMA                    ( A1C113044 )
5.     AGUS SULAIMAN                           ( A1C113002 )
6.     AHMAD MADANI                           ( A1C113003 )







KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang PENERAPAN OUTSOURCING DAN INSOURCINGSISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian


Tim penyusun

                                                                                                                                    ttd







BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi sangat pesat di berbagai bidang, seperti dalam bidang industri pertambangan, perikanan, manufaktur. Tujuan pengembangan teknologi informasi diantaranya untuk meningkatkan profit perusahaan, memudahkan perusahaan untuk membuat keputusan terkait dengan usaha inti perusahaan tersebut.


Dalam bidang pertambangan kebutuhan akan teknologi informasi sangat pesat, khususnya dalam dunia pertambangan minyak dibutuhkan peran teknologi informasi sangat sangat krusial diantaranya untuk study-study lapangan minyak untuk mengetahui cadangan hidrokarbon yang terkandung di dalam perut bumi.


Dalam satu decade terakhir kebutuhan akan teknologi informasi dalam bidang pertambangan minyak semakin banyak dibutuhkan. Kebutuhan teknologi informasi itu berkaitan dengan pengolahan data atas data-data seismic untuk kemudian diolah menjadi graphis yang mudah untuk dianalisa dan diinterpretasikan. Dengan data-data seismic 2D maupun 3D yang diambil di lapangan dan diolah oleh software akan didapatkan hasil berupa grafik dalam bentuk 2D yang akan dianalisa dan diinterpretasikan. Hasil dari interpretasi tersebut akan disimpulkan bahwa di lapisan-lapisan tertentu kemungkinan terdapat cadangan hidrokarbon berupa minyak atau gas.


I.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan tugas makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh penerapan outsourcing dan insourcing dalam teknologi informasi yang berada di perusahaan pertambangan minyak.











BAB II

PEMBAHASAN


III. 1. Pengembangan Sistem Informasi

Dalam pengembangan system informasi ada beberapa tahapan yang dikenal dengan siklus hidup pengembangan system (system life cycle) yang ditunjukkan seperti gambar dibawah ini.























Siklus hidup pengembangan system terdari dari :

a.      Planning

Pada tahap perencanaan (planning), hal-hal yang dilakukan yaitu studi kelayakan system informasi yang dikembangkan dan tahapan-tahapan terkait penjadwalan pengembangan system informasi.

b.     Analysis

Pada tahapan analisa (analysis), hal-hal yang dilakukan yaitu dengan mengenali permasalahan yang terjadi pada user dan mengenali komponen-komponen sistem, obyek-obyek, hubungan antar obyek.












c.      Design

Pada tahap design yaitu melakukan perancangan atas system yang akan dikembangkan sesuai hasil analisa serta jika diperlukan penambahan dan modifikasi disesuaikan dengan kebutuhan user.

d.     Implementation

Pada tahap implementasi (implementation) yaitu pada saat system yang dirancang sudah mengalami fase akhir, pada fase ini dilakukan pemilihan hardware yang disesuaikan dengan system informasi yang dikembangkan dan pada saat ini system sudah go live.

e.      Maintenance

Pada tahap ini dilakukan evaluasi untuk memantau supaya sistem informasi yang dioperasikan dapat berjalan secara optimal dan sesuai dengan harapan pemakai maupun organisasi yang menggunakan sistem tersebut. Pada tahap ini dilakukan pemeliharan system secara berkelanjutan agar system dapat berjalan sesuai keinginan user.

Tahap pengembangan System Informasi secara umum dilakukan dengan

tiga cara yaitu insourcing, co-sourcing  maupun outsourcing.

a.      insourcing adalah metode pengembangan sistem informasi yang hanya melibatkan sumber daya di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan. Sistem informasi mengenai operasi sistem pada pihak manajemen untuk memberikan pengarahan dan pemeliharaan sistem dalam hal ini pengendalian ketika sistem bertukar input dan output dengan lingkungannya

b.     co-sourcing merupakan pengembangan sistem informasi yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan yang bekerjasama dengan pihak ketiga/vendor. Keputusan perusahaan untuk mengembangkan sistem informasi dengan co-sourcing berdasarkan beberapa hal, seperti misalnya target pengembangan sistem informasi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Perusahaan memakai jasa pihak ketiga/vendor ingin melengkapi kekurangan-kekurangan sistem informasi yang dimiliki perusahaan, pihak ketiga yang memiliki skill lebih dari departemen IT internal perusahaan








akan  menutupi  kekurangan-kekurangan  tersebut  atas  informasi  yang

disampaikan oleh pihak internal perusahaan.

c.      Outsourcing merupakan perolehan kesempatan untuk mengatur organisasi yang lebih fleksibel dalam melakukan core-activites organisasi. Outsourcing dapat berupa meminta pihak ketiga untuk melaksanakan proses pengembangan sistem informasi termasuk pelaksana sistem informasi. Pihak perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta maintenance sistem kepada pihak ketiga

III. 2. Sistem Informasi Geografis

Perkembangan teknologi dalam bidang Geografi membawa berbagai kemudahan khususnya dalam bidang pertambangan dan potensi alam. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau umumnya disebut Geographic Information System (GIS) adalah salah satu teknologi yang digunakan perusahaan pertambangan minyak. SIG digunakan sebagai database informasi yang bisa berupa potensi, sebaran data, dan juga peta pendukung yang saling terkait satu sama lain.

Secara umum manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alami adalah sebagai berikut:

·        Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.

·        Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:

·        Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;

·        Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;

·        Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;

·        Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;

·        Rehabilitasi dan konservasi lahan.


















III.  3.  Kelebihan  dan  Kekurangan  Penerapan  Sistem  Informasi  Dalam

Perusahaan Pertambangan Minyak Secara Insourcing

a.   Kelebihan Penerapan Sistem Informasi Dalam Perusahaan Pertambangan Minyak Secara Insourcing

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa faktor end user yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan dan implementasi Sistem Informasi karena tanggapan user terhadap sistem sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan sistem tersebut.

·        Sistem informasi yang dikembangkan secara insourcing sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.

·        Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.

·        Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.

·        Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut.

·        Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan. Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.

b.  Kekurangan Penerapan Sistem Informasi Dalam Perusahaan Pertambangan Minyak Secara Insourcing

·        Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.

·        Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.










·        Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date).

·        Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.

·        Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).

III.     4. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Sistem Informasi Dalam Perusahaan Pertambangan Minyak Secara Outsourcing

a.      Kelebihan Penerapan Sistem Informasi Dalam Perusahaan Pertambangan Minyak Secara Outsourcing

Dasar pemikiran dan keuntungan perusahaan atau organisasi dalam menerapkan outsorcing antara lain :

·        Asset Utilization (penggunaan modal) yang dapat menekan biaya-biaya operasional yang berkaitan dalam pembuatan produk

·        Access to grater Expertise and More advanced Technology, yaitu dengan kemajuan teknologi, termasuk sistem informasi, maka permasalahan organisasi yang kompleks dan dapat memberikan manfaat khusus bagi organisasi itu sendiri, seperti peningkatan pelayanan, pengembangan staf dalam bisnis sehingga mereka mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik.

·        Lower Cost, yaitu outsorcing mampu menekan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan atau organisasi khususnya dalam bidang efisiensi.

·        Improved Development Time, yaitu bila suatu proyek bagian dari proses produksi dilimpahkan kepada pihak luar, maka pihak internal organisasi akan memperoleh pengalaman mengenai metode kerja yang lebih baik dan cepat dalam hal efisinsi biaya.







·        Elimination of Use Peaks and Valleys, yaitu bagi perusahaan atau organisasi yang memiliki usaha yang sensitif terhadap keadaan musim, di mana pada musim regresif yang mengakibatkan penurunan penjualan, sedangkan perusahaan tetap memikul biaya tetap, maka bagi perusahaan yang menggunakan outsorcing tidak akan memikul biaya tetap tersebut pada kondisi yang sama.

·        Facilitation of Downsizing, yaitu apabila situasi perekonomian secara umum mengalami resesi, maka dengan outsorcing perusahaan atau organisasi dapat menekan pengeluaran. Dengan demikian perusahaan dapat terus menjalankan usahanya di tengah situasi tersebut.


b.      Kekurangan Penerapan Sistem Informasi Dalam Perusahaan Pertambangan Minyak Secara Outsourcing

·        Umumnya biaya relatif mahal meskipun dapat dilakukan negosiasi dalam hal biaya.

·        Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan.

·        Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.

·        Transfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan oleh vendor.

·        Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.

·        Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.

·        Manajemen perusahaan membutuhkan proses pembelajaran yang cukup lama dan perusahaan harus membayar lisensi program yang dibeli sehingga ada konsekuensi biaya tambahan yang dibayarkan.










·        Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi yang di-outsource-kan. Jika aplikasinya adalah aplikasi kritikal yang harus segera ditangani jika terjadi gangguan, perusahaan akan menanggung resiko keterlambatan penanganan jika aplikasi ini di-outsource-kan karena kendali ada pada outsourcer yang harus dihubungi terlebih dahulu.





















































DAFTAR PUSTAKA


Jogiyanto. 2001. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta.

O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th
Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York.

Definisi  Teknologi  Informasi,  http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi
[Diakses : 2 Januari 2014]


























DAFTAR PUSTAKA



Jogiyanto. 2001. Analisis Dan Desain Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta.

O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th
Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York.

Definisi  Teknologi  Informasi,  http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi
[Diakses : 2 Januari 2014]











































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Designed By