Transaksi dan
Dokumen Dasar
|
Jurnal
Transaksi
|
Buku Besar
Pembantu
|
Pembelian
Bahan dan Supplies:
Faktur Pembelian
BuktiPenerimaan Barang
Pesanan Pembelian
Pengembalian
Pembelian:
Debit Memorandum
Laporan Pengiriman
Pengembalian
Pembelian
|
Persediaan
Bahan Baku xx
Persediaan
Bahan Penolong xx
Persediaan
Supplies Pabrik xx
Hutang
Dagang
xx
Hutang
Dagang
xx
Persediaan Bahan Baku xx
Persediaan Bahan Penolong xx
Persediaan Supplies Pabrik xx
|
Kartu
Persediaan:
Bahan Baku
Bahan Penolong
Supplies Pabrik
Kartu
Persediaan:
Bahan Baku
Bahan Penolong
Supplies Pabrik
|
Potongan Tunai
Pembelian:
Bukti
Kas Keluar
|
Hutang Dagang
xx
Persediaan Bahan Baku xx
Persediaan Bahan Penolong xx
Persediaan Supplies Pabrik xx
Kas
xx
Atau:
Hutang
Dagang
xx
Penghasilan
Lain-Lain xx
Kas
xx
|
Kartu
Persediaan:
Bahan Baku
Bahan Penolong
Supplies Pabrik
|
Pemakaian
Bahan Baku:
Bon
Permintaan Bahan
|
Barang Dalam
Proses- B. Bhn Baku xx
Persediaan Bahan
Baku
xx
|
Kartu
Persediaan:
Bahan Baku
Kartu Harga Pokok Pesanan
|
Pemakaian
Bahan Penolong:
Bon
Permintaan Bahan
Pemakaian
Supplies Pabrik:
Bon Permintaan Bahan
|
Biaya Overhead
P Sesungguhnya xx
Persediaan Bahan Penolong xx
Biaya Overhead
P Sesungguhnya xx
Persediaan Supplies
Pabrik xx
|
Kartu
Persediaan:
Bahan Penolong
Kartu Biaya:
Overhead Pabrik
Kartu
Persediaan:
Supplies Pabrik
Kartu Biaya:
Overhead Pabrik
|
Pengembalian
Bahan Baku dari Pabrik ke Gudang Bahan
|
Persediaan
Bahan
Baku
xx
Barang Dalam Proses-
Biaya Bahan
Baku
xx
|
Kartu
Persediaan:
Bahan Baku
Kartu Harga
Pokok Pesanan
|
2. Prosedur
akuntansi biaya tenaga kerja.
Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja meliputi prosedur terjadinya gaji dan
upah, pembayaran gaji dan upah, dan distribusi gaji dan upah untuk semua
karyawan perusahaan baik produksi maupun bagian non produksi. Secara ringkas
prosedur akuntansi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Transaksi dan
Dokumen Dasar
|
Jurnal
Transaksi
|
Buku Besar
Pembantu
|
Penentuan Gaji
dan Upah:
Daftar Hadir
Kartu Jam Kerja
Daftar Gaji dan Upah
|
Biaya Gaji dan
Upah
xx
Hutang Pajak Pendapatan
xx
Hutang Dana
Pensiun
xx
Hutang
Astek
xx
Hutang Asuransi Hari Tua xx
Piutang Karyawan
xx
Hutang Gaji dan
Upah
xx
|
|
Pembayaran
Gaji dan Upah:
Bukti Kas Keluar
|
Hutang Gaji
dan
Upah
xx
Kas
xx
|
|
Distribusi
Gaji dan Upah:
Perintah Jurnal
|
Barang Dalam
Proses- B TKL xx
BOP
Sesungguhnya
xx
Biaya
Pemasaran
xx
Biaya
Administrasi dan Umum xx
Biaya Gaji dan
Upah
xx
|
Kartu Harga
Pokok Pesanan dan Kartu Biaya Overhead Pabrik
Pemasaran
Administrasi
dan Umum
|
Beban atas
Gaji dan Upah:
Daftar Sumbangan atas
Gaji dan Upah
|
BOP
Sesungguhnya
xx
Biaya
Pemasaran
xx
Biaya
Administrasi dan Umum xx
Hutang Pajak Pendapatan
xx
Hutang Dana
Pensiun
xx
Hutang
Astek
xx
Hutang Asuransi Hari Tua xx
|
Karu Biaya:
Overhead Pabrik
Pemasaran
Administrasi dan
Umum
|
Penyetoran
atas Potongan dan beban Gaji dan upah:
Bukti Kas Keluar
|
Hutang Pajak
Pendapatan xx
Hutang Dana
Pensiun
xx
Hutang
Astek
xx
Hutang
Asuransi Hari Tua xx
Kas
xx
|
3. Prosedur
akuntansi biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek.untuk keadilan
dan ketelitian pembebanan harus digunakan tarif biaya overhead pabrik yang
ditentukan dimuka.
Apabila tarif biaya overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi
biaya overhead pabrik sebagai berikut:
a. Prosedur
pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan
Atas dasar perintah jurnal, maka dibuat jurnal pembebanan BOP dan
dimasukkan ke dalam Kartu Harga Pokok Pesanan.
Barang
Dalam Proses – Biaya Overhead
Pabrik xx
Biaya Overhead Pabrik
Dibebankan
xx
b. Prosedur
akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang
bersangkutan ditampung dalam rekening Biaya Overhead Sesungguhnya dan
dimasukkan ke dalam Kartu Pembantu Biaya Overhead Pabrik. Berikut ini
dibahas jurnal untuk setiap elemen:
(1) Biaya Bahan
Penolong (secara detail telah dibahas di prosedur akuntansi biaya Bahan).
Jurnal untuk pemakaian bahan penolong sbb:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Persediaan Bahan
Penolong
xx
(2) Biaya tenaga
Kerja Tak Langsung (secara detail telah dibahas di prosedur akuntansi biaya
tenaga kerja). Atas dasar Daftar Gaji dan Upah, maka jurnal untuk biaya tenaga
kerja tak langsung sbb:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Biaya Gaji dan
Upah
xx
Jika Pajak, dan asuransi menjadi tanggungan perusahaan, maka jurnalnya:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Hutang Pajak
Pendapatan
xx
Hutang Dana
Pensiun
xx
Hutang Astek
xx
Hutang Asuransi Hari Tua
xx
(3) Biaya Penyusutan
dan Amortisasi Aktiva Tetap Pabrik
Jurnal untuk penyusutan dan amortisasi aktiva pabrik adalah:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Akumulasi Peyusutan
Mesin
xx
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
xx
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
xx
Amortisasi Hak
Paten
xx
(4) Biaya Reparasi
dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik
Biaya reparasi dan pemeliharaan timbul karena pembelian suku cadang atau
pembelian jasa reparasi.
Jika terjadi pembelian suku cadang, maka jurnalnya sbb:
Persediaan Suku
Cadang
xx
Hutang Dagang/
Kas
xx
Jika terjadi pemakaian suku cadang, mak jurnalnya sbb:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Persediaan Suku
Cadang
xx
Jika terjadi pembayaran jasa atas servis yang diterima perusahaan, maka
jurnalnya adalah:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Kas
xx
(5) Biaya Listrik
dan Air untuk Pabrik
Jurnal untuk pemakaian listrik dan air untuk pabrik sbb:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Kas/ Hutang
Biaya
xx
(6) Biaya Asuransi
Pabrik
Jurnal pada saat pembayaran persekot asuransi sbb:
Persekot
Asuransi
xx
Kas
xx
Jurnal pada saat pengakuan biaya:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Persekot Asuransi
xx
c. Prosedur
akuntansi perhitungan dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik
Pada akhir periode akuntansi akan dihitung besarnya selisih biaya BOP
sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan. Berikut ini jurnal yang biasanya
dibuat di perusahaan:
(1) Jurnal menutup
biaya overhead pabrik dibebankan ke biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan
xx
Biaya
Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
(2) Jurnal untuk
menutup biaya overhead pabrik sesungguhnya dan menghitung selisih
Apabila BOP sesungguhnya lebih besar dibandingkan BOP dibebankan, maka
jurnalnya sbb:
Selisih Biaya Overhead
Pabrik
xx
BOP
Sesungguhnya
xx
Apabila BOP sesungguhnya lebih kecil dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya
sbb:
BOP
Sesungguhnya
xx
Selisih Biaya Overhead
Pabrik
xx
(3) Salah satu
perlakuan yaitu masuk ke rekening Rugi laba
Jika terdapat selisih tidak mengguntungkan, maka jurnal sbb:
Rugi-Laba
xx
Selisih Biaya Overhead
Pabrik
xx
Jika terdapat selisih menguntungkan, maka jurnalnya yang dibuat adalah:
Selisih Biaya Overhead
Pabrik
xx
Rugi-Laba
xx
4. Prosedur
akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
Jika pesanan telah selesai di produksi, maka jurnal yang dibuat sbb:
Persediaan Produk
Selesai
xx
Barang Dalam Proses- Biaya Bahan
Baku
xx
Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja
Langsung xx
Barang Dalam Proses- Biaya Overhead
Pabrik
xx
Jika pada akhir periode masih ada pesanan yang belum selesai, maka
jurnalnya adalah:
Persediaan Produk dalam
Proses
xx
Barang Dalam Proses- Biaya Bahan
Baku
xx
Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung
xx
Barang Dalam Proses- Biaya Overhead
Pabrik
xx
5. Prosedur
akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan.
Berdasarkan faktur penjualan, maka jurnal penjualan barang adalah:
Piutang Dagang/
Kas
xx
Penjualan
xx
Harga Pokok Penjualan
xx
Persediaan Produk
Selesai
xx
. Sisa Bahan
Dalam perusahaan manufaktur dapat timbul sisa bahan dari proses pengolahan
produk, yang disebut sisa bahan. Sisa bahan adalah bahan yang tersisa atau
bahan yang rusak di dalam proses pengolahan produk atau penyimpanan dan tidak
dapat digunakan kembali dalam perusahaan.
Sisa bahan dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Sisa bahan yang
tidak laku dijual
(1) Apabila sisa
bahan terjadinya karena pengerjaan pesanan tertentu, biaya pembuangan atau
pemusnahan sisa bahan dapat digunakan untuk menambah elemen biaya bahan baku
pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya
pemusnahan sisa bahan adalah:
Barang Dalam Proses – Biaya
Bahan xx
Kas
xx
(2) Apabila sisa
bahan secara normal terjadinya dalam perusahaan, biaya tersebut dapat
diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.Jurnal yang digunakan
untuk mencatat biaya pemusnahan sisa bahan adalah:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya xx
Kas
xx
b. Sisa bahan yang
laku dijual
(1) Apabila
timbulnya sisa bahan disebabkan karena pengolahan pesanan tertentu, hasil sisa
bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku atau pengurang biaya
keseluruhan biaya produksi pesanan yang bersangkutan. Jurnal yang digunakan
untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:
Kas
xx
Barang Dalam Proses –
Biaya
Bahan
xx
(2) Apabila
timbulnya sisa bahan sifanya normal di dalam suatu perusahaan, perlakuan hasil
penjualan dapat digunakan cara sbb:
(a) Hasil penjualan
sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya. Jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:
Kas
xx
Biaya
Overhead Pabrik
Sesungguhnya xx
(b) Hasil penjualan
sisa bahan diperlakukan sebagai penghasilan lain-lain.Jurnal yang digunakan
untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:
Kas
xx
Penghasilan Lain –
Lain
xx
2. Produk Rusak
Produk rusak adalah produk dihasilkan dalam kondisi rusak atau tidak
memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak ekonomis untuk diperbaiki
menjadi produk yang baik, meskipun mungkin secara tehnik dapat diperbaiki
menjadi produk yang baik. Produk yang rusak dapat digolongkan menjadi dua:
a. Produk rusak
yang tidak laku dijual
Perlakuan produk yang rusak tergantung penyebab timbulnya produk rusak:
(1) Apabila produk
rusak disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, maka harga pokok produk
yang rusak dibebankan pada pesanan yang menimbulkan produk rusak, sehingga
harga pokok produksi per unit produk menjadi lebih besar. Akan tetapi tidak ada
tambahan jurnal yang harus dicatat.
(2) Apabila produk
yang rusak terjadinya bersifat normal dalam suatu perusahaan,maka harga pokok
produk rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead sesungguhnya. Jurnal
yang harus dicatat adalah:
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Barang Dalam Proses – Biaya
Bahan
xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja
Langsung xx
Barang dalam Proses –
BOP
xx
(3) Apabila produk
rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan, maka harga pokok produk yang
rusak diperlakukan sebagai Rugi produk yang rusak. Jurnal yang harus dicacat
adalah:
Rugi Produk
Rusak
xx
Barang Dalam Proses – Biaya
Bahan
xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja
Langsung xx
Barang dalam Proses –
BOP
xx
b. Produk rusak
yang laku dijual
Perlakuan akuntansi untuk produk rusak yang laku dijual:
(1) Apabila produk
rusak yang disebabkan sulitnya pengerjaan pesanan tertentu, rugi atas penjualan
produk yang rusak akan dibebankan pada pesanan yang bersangkutan. Karena
sebagian pesanan akan mengalami rusak, dalam pengolahan pesanan harus
dimasukkan jumlah yang lebih besar dibanding dengan jumlah yang dipesan. Jurnal
yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:
Kas
xx
Barang Dalam Proses – Biaya
Bahan
xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja
Langsung xx
Barang dalam Proses –
BOP
xx
(2) Apabila
timbulnya produk rusak bersifat normal di dalam suatu perusahaan, rugi produk
yang rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik
sesungguhnya.Jurnal yang dicatat pada saat penjualan produk rusak:
Kas
xx
Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya
xx
Barang Dalam Proses – Biaya
Bahan
xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja
Langsung xx
Barang dalam Proses –
BOP
xx
(3) Apabila
timbulnya produk yang rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan produksi,
rugi produk yang rusak diperlakukan sebagai Rugi produk yang rusak. Jurnal yang
dicatat pada saat penjualan produk rusak:
Kas
xx
Rugi Produk
Rusak
xx
Barang Dalam Proses – Biaya
Bahan
xx
Barang Dalam Proses – B. Tenaga Kerja
Langsung xx
Barang dalam Proses –
BOP
xx
3. Produk cacat
Produk cacat adalah produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak
memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan, akan tetapi produk tersebut masih
dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik. Perlakuan akuntansi
untuk produk yang cacat:
(1) biaya perbaikan
produk cacat diperlakukan sebagai penambah harga pokok pesanan tertentu. Metode
ini digunakan apabila penyebab produk cacat karena sulitnya pengerjaan produk.
Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah:
Barang Dalam Proses – Biaya bahan
Baku
xx
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja
Langsung xx
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead
pabrik
xx
Persediaan
Bahan
xx
Gaji dan
Upah
xx
Biaya
Overhead Pabrik yang
Dibebankan
xx
(2) Biaya perbaikan
produk yang cacat diperlakukan sebagai penambah biaya overhead sesungguhnya.
Metode ini digunakan apabila produk cacat sifatnya normal terjadi dalam
perusahaan. Jurnal yang digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat
adalah:
Biaya Overhead Sesungguhnya
xx
Persediaan
Bahan
xx
Gaji dan
Upah
xx
Biaya
Overhead Pabrik yang
Dibebankan
xx
(3) Biaya perbaikan
produk cacat diperlakukan sebagai elemen Rugi produk cacat. Metode ini
digunakan jika produk cacat disebabkan karena lemahnya pengawasan. Jurnal yang
digunakan untuk mencatat biaya perbaikan produk cacat adalah:
Rugi Produk
cacat
xx
Persediaan
Bahan
xx
Gaji dan
Upah
xx
Biaya
Overhead Pabrik yang
Dibebankan
xx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar